MINAHASA, JP – Menjelang perhelatan iven politik Pemilihan Legislatif (Pileg) tahun 2024, banyak figur perempuan memilih terjun ke dunia politik. Salah satunya adalah Natalia Wongkar SH., MH.
Sebagai pendatang baru, wanita cantik dan cerdas asal Desa Warembungan Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara ini menyadari bahwa selain masih minim pengalaman, keputusannya terjun ke dunia politik bukan perkara mudah. Sebab ia harus memiliki keberanian yang kuat bersaing dengan laki-laki. Apalagi dunia politik itu penuh intrik dan dinaimka yang selalu berubah dalam hitungan detik.
Tapi hal itu tidak membuat putri dari birokrat handal dan tokoh umat Katolik di Kevikepan Tombulu dan sekaligus tokoh masyarakat Kecamatan Pineleng Stevi Wongkar dan Cony Tangkumahat ini gentar. Kematangan dalam berorganisasi dan jenjang pendidikan yang mumpuni hingga ke level S2 dengan gelar Magister Hukum menjadi modal berharga baginya. Belum lagi keteladanan, kepemimpinan, sifat dan didikan kedua orang tuanya tumbuh dalam dirinya dan telah membentuk karakter Natalia yang berintegritas, pekerja keras, tegas dan punya komitmen yang kuat, serta memiliki hati yang peduli kepada masyarakat.
“Papa dan mama adalah inspirasi bagi saya untuk terjun ke dunia politik,”” ujarnya kepada jejakpublik.com.
Di sisi lain sebagai seorang istri dan ibu dalam keluarga, Ivie, sapaan akrab dari Natalia ini tak menampik keputusannya terjun ke dunia politik tentu akan menyita perhatian dan banyak waktunya untuk keluarga. Karena itu sebelum keputusan itu diambil, ia telah mengikrar komitmennya untuk tidak melupakan keluarganya.
“Dan saya bersyukur mendapat dukungan penuh dari suami tercinta. Ini menjadi fondasi yang kuat bagi saya berkiprah di panggung politik,” paparnya.
Lalu apa motivasi Natalia terjun ke dunia politik?:
Menurut figur muda potensial yang selalu mengandalkan Tuhan ini, keputusannya terjun ke dunia politik di satu pihak untuk memperjuangkan kebaikan bersama atau “bonum commune”, tetapi juga di lain pihak demi memperjuangkan kesetaraan gender seperti yang sudah dimulai oleh RA Kartini pahlawan nasional yang sangat menginspirasi perjuangan kaum peempuan.
“Figur perempuan yang berpolitik bisa mewakili dan mengangkat isu-isu kebijakan tentang kesetaraan gender,” paparnya.
Tapi faktanya, tegas Natalia, masyarakat secara umum masih mengidentikkan dunia politik dengan kaum laki-laki. Padahal, lanjutnya, partisipasi Pemilu 2019 lebih didominasi kaum perempuan dan membuktikan tingginya kesadaran perempuan dalam demokrasi.
“Perempuan di Indonesia masih lekat dikaitkan dengan urusan rumah tangga. Padahal, perempuan mempunyai kepekaan dan ketelitian terhadap segala hal baik itu dalam rumah tangga maupun untuk urusan pekerjaan. Keunggulan tersebut sesungguhnya bisa diaplikasikan perempuan dalam dunia politik untuk bisa mendengarkan suara hati masyarakat,” paparnya.
Lantas, partai mana yang dipilih Natalia? Lewat sebuah kajian yang matang ia akhirnya menjatuhkan pilihan ke Partai NasDem, besutan Surya Paloh.
“Saya memilih masuk dan menjadi kader Partai NasDem karena banyak hal. Diantaranya figur Ketua Umum Bapak Surya Paloh yang sangat konsisten dan all out membesarkan partai, sampai-sampai rela menggelontorkan dana pribadinya dalam jumlah yang sangat besar untuk kepentingan partai serta tidak memiliki ambisi pribadi untuk menjadi seorang presiden. Dan juga Bapak Surya Paloh yang telah mendorong perempuan-perempuan Indonesia untuk berkiprah di dunia politik,” bebernya.
Selain itu, wanita kelahiran Kota Tomohon tanggal 08 Desember 1990 mengaku kepincut dengan prestasi gemilang Partai NasDem Sulut yang melompat tinggi di Pemilihan Legislatif tahun 2019 dengan meraih 2 kursi di DPR RI dan 9 kursi di DPRD Provinsi Sulut serta banyak kursi di DPRD kabupaten/kota se-Sulut.
“Ini bukti mesin Partai NasDem sudah berjalan baik dan kerja keras pengurus dan kader yang maksimal. Juga banyaknya kader yang tersebar di semua tingkatan dan membangun soliditas yang kuat,” jelasnya.
Yang mengejutkan, walau sebagai pendatang baru di dunia perpolitikan dan di Partai NasDem, namun sebuah kepercayaan besar diberikan kepadanya menjadi Ketua PAC Partai NasDem Kecamatan Pineleng.
“Awalnya saya tidak menyangka akan mendapat jabatan tersebut. Menjadii kader Partai NasDem saja sudah luar biasa bagi saya. Dan ini sebuah kepercayaan yang harus saya pertanggungjawabkan dengan kinerja saya. Saya yakin bisa karena saya didukung penuh keluarga, pengurus PAC dan ranting serta seluruh kader Partai NasDem se-Kecamatan Pineleng,” ucapnya.
Natalia mengaku tertantang dengan harapan yang disampaikan oleh Ketua Umum Surya Paloh di salah satu kesempatan.
“Ketua Umum kami Bapak Surya Paloh pernah mengungkapkan harapannya agar para perempuan Indonesia tidak hanya terjun ke dunia politik tapi juga menduduki jabatan struktur partai termasuk menjadi ketua partai di semua tingkatan. Dan saya pun terpanggil menjawab harapan tersebut ketika ditunjuk sebagai Ketua PAC Partai NasDem Kecamatan Pineleng,” tukasnya.
“Dan saya terpanggil menjadi pemimpin bagi seluruh kader Partai NasDem Kecamatan Pineleng dan bisa menjadi sumber inspirasi bagi perempuan dan anak muda,” tambah ibu dari Catharina dan Caelan ini.
Selanjutnya, tak dipungkiri jika saat ini sudah semakin marak perempuan yang terjun ke politik dan tidak sedikit perempuan Indonesia yang bertengger di parlemen menyuarakan dengan lantang hak-hak aspirasi perempuan. Adakah rencana Natalia maju di Pileg tahun 2024 mendatang?
“Sebagai Ketua PAC tentu tugas saya membesarkan partai. Jika nantinya dikehendaki Tuhan, diminta Partai NasDem, mendapat persetujuan keluarga serta didukung kader partai dan masyarakat, saya siap (Maju Pileg, red),” pungkasnya (JPc)
COMMENTS